Kuliah Psikologi Test Bakat

Posted: 08/09/2013 in NEW'S

BAKAT
Devinisi Bakat
Ada beberapa devinisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
1. Menurut Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memeungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrmpilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain music dan lain-lain.
2. Menurut Crow & Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutup oleh Nurkancana (1993 : 191), mengatakan bahwa : Bakat adalah suatu kualitas yang Nampak pada tingkah laku manusia pada suat lapangan keahlian tertentu seperti music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya.
3. Menurut Stamboel Muanandir dan Munandar (1987:2) Mendefinisikan, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan, yang relative bisa bersifat umum.Munandir ((2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
4. Menurut Suzuki (1993:1-2) mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan kata sejak lahir digunakan secra ceroboh didalam pernyataan sejak lahir ketika kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya telah berusia lima atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir tentu kita tidak akan pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya jadi pemain bola yang baik, pemain music ataukah menjadi seorang sasatrawan.
5. Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa kata bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.
6. William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut : An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training (Michael, 1960: 59). Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
7. Woodworth dan Marquis memberikan definisi demikian: aptitude is predictable achievement and can be measured by specially devised test (Woodworth dan Marquis, 1957: 58). Bakat (aptitude), oleh Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan khusus atau Bakat merupakan suatu kemampuan spesifik yang memberikan individu suatu kondisi untuk memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah melalui latihan .

Tes Bakat
Tes bakat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut, yaitu:
• Diagnosis. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih mudah memahami potensi yang ada. Dengan demikian, dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi testi di masa kini secara lebih cermat.
• Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi
Beberapa Metode Pengukuran/Analisa Tes Bakat
Pengamatan Sederhana. Cara sederhana ini bisa dilakukan orangtua ini untuk mengetahui karakter, kecenderungan bakat/ potensi kecerdasan anak. Langkah ini memerlukan waktu yang sangat lama.
1. Analisa Psikometric. Metode berikutnya adalah dengan menganalisa data respon seseorang yang terkumpul melalui beberapa pertanyaan yang diberikan, kemudian disimpulkan untuk menentukan tipe kepribadian, karakter, bakat, dll. Contoh: tes IQ, Psikotes, dll.
2. Analisa Psikobiometric. Metode ini bertujuan Untuk mengukur dan mengetahui karakter dasar serta potensi bakat dalam diri seseorang melalui analisa sidik jari menggunakan system komputerisasi.
3. Analisa Psikometric bertujuan untuk mengetahui Bakat Utama, mengukur potensi Kecerdasan yang dimiliki seseorang melaui sebuah proses stimulasi yang dijalani (sekolah, training, pengalaman, dll).
Contoh Analisa Psikometric: Psikotes, Tes IQ, dll
Bagi seseorang yang tidak pernah mendapat stimulasi pengembangan potensi diri, hasil analisa yang diperoleh tidak mampu sepenuhnya menjelaskan bakat & potensi diri yang dimilikinya. Hasil Analisa Psikometric cenderung berubah dari waktu ke waktu tergantung dari tingkat pemahaman seseorang tersebut tentang “materi” yang disajikan dalam tes Psikometric.
Analisa Psikobiometric dilakukan untuk mengetahui bakat dan potensi utama yang dibawa seseorang sejak ia dalam kandungan hingga ajal menjelang.
Hasil analisa Psikobiometric tidak akan pernah mengalami perubahan, meski dilakukan berulang-ulang pada waktu berlainan. Sangat objective, tidak ada trik2 atau kiat2 tertentu agar seseorang bisa ‘mulus’ dalam menjalaninya.

Macam – macam Test Bakat
Test bakat dibedakan dengan 2 kelompok yaitu :
1. Kelompok Single Test. Tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara lain: tes sensori, tes artistik, tes klerikal, tes kreativitas, tes Kraepelin dan tes Pauli.
2. Kelompok Baterai Tes. Tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan. Misalnya: FACT, DAT dan GATB.
Dengan munculnya teknis analisis faktor dalam berbagai penelitian yang berdasarkan teori kecemasan, terutama teori kecerdasan, terutama teori kelompok faktor dan struktur intelek, hasilnya mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan tes bakat, termasuk tes multiple bakat. Tes Seri Multiple Bakat adalah sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat. Jenis tes ini tidak hanya mengukur satu macam bakat saja, tetapi dapat menjaring berbagai macam bakat pada banyak subjek. Ada bermacam – macam tes seri multiple bakat, diantaranya :
1. Differential Aptitudes Test (DAT)
2. General Aptitude Test Battery (GATB)
3. Falanagan Aptitude Clasification Test (FACT)
4. Academic Promise Test (APT)
5. Flanagan Industri Test (FIT)
6. Guilford Zimmerman Aptitude Survey
7. Nonreading Aptitude Test Batteray (NATB), 1969 Edition.

1. Differential Aptitude Tests ( DAT )
Tes ini disusun oleh : George K. Bennet, Harlold G. Seashore, dan Alexandra G. Wesman.
Tes ini dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan mental dari beberapa faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak pula hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur. Karena itulah tes ini dibuat agar mendapatkan prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standard bagi murid-murid sekolah pada grade 8-12, Karena IQ bukanlah merupakan standar yang memadai lagi.
DAT berisi 7 materi tes, mengungkap 7 aspek bakat berhitung, penalaran, ruang bidang, tes mekanik, cepat teliti, verbal reasoning & language tes. DAT merupakan salah satu dari bateri motif bakat yang sering digunakan. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1947, DAT telah direvisi secara berkala. Baterai itu dirancang terutama digunakan dalam bimbingan karir siswa kelas 8 – 12. DAT edisi ke – 5 tersedia dalam 2 level : level 1, dirancang terutama untuk siswa di kelas 7 – 9 dan orang dewasa yang sudah bersekolah lebih dari 9 tahun tetapi yang mungkin belum tamat sekolah menengah.DAT memiliki 9 tes, yaitu :
1. Verbal reasoning
2. Numerical ability
3. Abstract reasoning
4. Space relation
5. Mechanical reasoning
6. Clerical speed and acurary
7. Language usage -Part I : Spelling
8. Language usage -Part II : Sentence
Tes ini dapat diberikan satu seri atau hanya sebagian saja, sesuai dengan tujuan dan aspek apa yang akan diukur. Tes ini dapat digunakan untuk pendidikan atau untuk pemilihan pekerjaan. Pada saat ini baru 5 tes dari 7 tes yang baru digunakan setelah melalui poses menerjemahkan petunjuk/instruksinya ke dalam bahasa Indonesia, yaitu :
1. Numerical Ability – Tes Berhitung
2. Abstract Reasoning – Tes Penalaran
3. Space Relation – Tes Pola
4. Mechanical Reasoning – Tes Pengertian Mekanik
5. Clerical Speed and Accuracy – Tes Cepat Teliti
Dan bisa dirinci sebagai berikut :
1. TES BERHITUNG
a. Nama
Nama Asli : Numerical Ability Form A / Nama Indonesia : Tes Berhitung
b. Bentuk Yang Tersedia
Berupa buku cetakan, berukuran setengah folio. Pada halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Jumlah soal = 40 butir, lembar jawaban terpisah.
c. Aspek yang diukur
Tes ini mengukur kemampuan berfikir dengan angka, penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan yang sederhana, sehingga tes ini disebut arithmetic compulation bukan arithmetic reasoning. Walaupun tes ini mengukur aspek yang sederhana, bersama – sama dengan verbal reasoning dari DAT dapat mengukur kemampuan belajar secara umum (general learning ability). Tes berhitung ini bersama – sama dengan abstrack reasoning atau Penalaran (A3) dan Verbal Reasoining akan mengukur intelegensi umum (Bennett, 1952, p. 6-7.)
d. Sajian
Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal
e. Waktu Penyajian
Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit.
f. Tujuan
Tes ini digunakan untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan (Bennett, 1952, p. 1), Bidang pendidikan meliputi matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial, bahasa Inggris (untuk bahasa Inggris harus bersama – sama dengan verbal reasoning, sentence, dan spelling.Di samping itu dapat digunakan pula untuk bidang yang lain yang kurikulumnya mengutamakan berfikir secara kuantitatif. Sedangkan mengenai bidang pekerjaan diantaranya meliputi : asisten laboratorium, tata buku, statistik. ( Bennet, 1952, p. 6)
g. Validitas dan Reliabilitas
Dalam manual validasi dilakuakan dengan menggunakan prestasi sekolah sebagai kriterium, diantaranya Bahasa Inggris, Matematika, Science, Ilmu Sosial, dan Sejarah, Bahasa selain Bahasa Inggris (Perancis, Jerman, Latin, Modern, Spanyol). Dalam validasi ini jenis kelamin dipisahkan dan tingkat pendidikan kelas II SMP sampai kelas III SMA (grade 8 – 12).Reliabilitas tes ini dicari dengan menggunakan metodesplit half. Untuk pria diperoleh koefisien reliabilita yang bergerak sekitar 85 – 93 dan untuk wanita sekitar 82 – 88. (Binnet, 1952, p. 66).
h. Cara Pemberian Skor
Untuk memberikan nilai diperhatikan jumlah jawaban yang benar dan jumlah jawaban yang salah. Yang benar diberi nilai 1 (satu) sedang yang salah diberi nilai 0 (nol).
i. Norma
Norma yang ada ialah menggunakan presentil. Terdapat dalam manual DAT. Dalam norma ini dibedakan antar pria dan wanita serta dibuat grade 8 – 12. Telah dibuat pula norma berdasarkan sampel yang datang di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM, dengan sampel wanita 215 orang dan sampel pria 310 orang dengan tingkat pendidikan kelas III SMA. (Retno Suhapti & Wisnu Martani, 1981).
j. Catatan
Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip oleh Super dan Krites (1965, p. 346) terbukti bahwa verbal reasoningdan tes berhitung digabungkan mempunyai korelasi dengan tes WAIS sebesar 0,76 (subjeknya anak – anak berumur 16 tahun ), dan sebesar 0,74 (subjeknya remaja berumur 17 tahun). Mengenai penelitian yang lain di Indonesia tes berhitung ini telah diselidiki validitasnya dengan menggunakan kriterium prestasi belajar pada siswa SMA kelas II IPA dan IPS (N=153) di daerah perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien validitas 0,51 (sangat signifkan). Ada penelitian lain mengeni tes berhitung ini tentang reliabilitasnya. Metode yang dipakai adalah tes-te tes. Sampel yang digunakan adalah murid SMP Negeri 1 Yogyakarta, jumlahnya 84 orang, pendidikan kelas II dan menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan koefisien sebesar 0,709. (Toto Kowato et. al., 1981).

2. TES PENALARAN
a. Nama
Nama Asli : Abstract Reasoning / Nama Indonesia : Tes Penalaran
b. Bentuk Yang Tersedia
Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Soal berjumlah = 50 butir dan lembar jawaban terpisah.
c. Aspek yang diukur
Tes ini mengukur kemampuan penalaran individu yang bersifat “non – verbal”, yaitu meliputi kemampuan individu untuk dapat memahami adanya hubungan yang logis dari figur – figur abstrak atau prinsip – prinsip “non – verbal designs”. Abstrak Reasoning bersama – sama denganVerbal Reasoning dan Numerical mengukur General Intelligence.
d. Sajian
Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal
e. Waktu Penyajian
Menurut manual aslinya, waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 25 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit.
f. Tujuan
Tes ini digunakan dilingkungan sekolah, perusahaan, dan kegiatan sosial lainnya. Tes ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan antara benda – benda.
g. Validitas dan Reliabilitas
VALIDITAS : Menurut aslinya (DAT) tes ini mempunyai tingkat validitas yang bervariasi berdasarkan spesifikasi kriteria dan populasinya seperti halnya sub tes dari DAT lainnya.
RELIABILITAS : Reliabilitas tes penalaran yang asli dilakukan dengan menggunakan metode belah dua dan koreksi Spearman – Brown dengan memperhatikan variabel jenis kelamin dan tingkatan sekolah, menunjuk adanya variasi seperti tedapat pada DAT p. 66 dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,85 – 0,92. Sebagai pembanding, penelitian Dalil Adisubroto di DIY (1975) dan Jatim, Jateng, Jabar (1976) dengan metode ulang, dengan jumlah subyek 970 dan 1085 memperoleh koefisien Reliabilitas 0,783 dan 0,765.
h. Cara Pemberian Skor
Apabila sesuai dengan kunci jawaban diberi nilai 1 (satu), bila tidak sesuai diberi nilai 0 (nol). Sehingga skor tertinggi = 50. Rumus pemberian skor kasar = R – ¼ W ( jumlah yang benar dikurangi ¼ kali jumlah yang salah).
i. Norma
Norma yang ada ialah menggunakan presentil. Terdapat dalam manual DAT. Dalam norma ini dibedakan antara pria dan wanita serta dibuat grade 8 – 12. Di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM, telh dibut norma adaptasi, yang disusun dari hasil tes murid – murid SLTA kelas III, dengan stan five dandibedakan antara pria dan wanita.
j. Catatan
Tes penalaran ini cocok untuk kondisi di Indoneia sebab sifatnya yang Culture Free. Namun diperlukan pembakuan yang memadai untuk kondisi stempat, mislnya membuat norma kelompok.
Penelitin di Indonesia pernah dilakukan oleh Dalil Adisubroto :
1. DIY (1975) pada siswa SMP dengan N = 970 (L/P) dengn criteria luar pretasi belajar (r = 0,388; p < 0,01)
2. Jatim, Jateng, Jabar (1976), pada siswa SMP dengan N = 1085 (L/P) dengan criteria luar prestsi belajar ( r = 0,328; p 85 klasifikasi pekerjaan & edukasi berdasarkan lebih dari 210.000 skor tes. Kesejahteraan penelitian mendukung validitas rangkaian tes EAS untuk memprediksi prestasi kerja dan keberhasilan pelatihan (160 kriteria – studi validitas tes karl, mencakup >25 koefisien validitas)

TES EAS INDIVIDUAL
Verbal Comprehension Test, mengukur kemampuan menggunakan kata – kata dan komunikasi oral dan tertulis dan dalam perencanaan. Untuk eksekutif, sekretaris, profesional personal, pekerja kantor level tinggi. Waktu 5 menit.
Numerical Ability Test, mengukur kemampuan untuk menganalisa hubungan numerik logis dan menemukan prinsip yang mendasar untuk eksekutif, supervisor, insinyur, akuntan, sales, dan clerical workers. Waktu 10 menit.
Visual Persuit Test, mengukur kecepatan dan ketepatan dalam jejak sonic visual. Untuk perancang, design engineer, pengawas, teknisi. Waktu 5 menit.
Visual Speed Accuracy Test, mengukur kemampuan melihat detail dengan cepat dan akurat. Untuk bookkeeper akuntan, juru tulis kantor umum, stenographes, operator mesin, kebanyakan sales supervisor dan eksekutif, sebenarnya di atas rata – rata. Waktu 5 menit.
Spare Visualization Test, mengukur kemampuan memvisualisasikan dan memanipulasi objek secara mental. Bernilai untuk pekerjaan yang menginginkan bakat mekanis, seperti perancang, insinyur, teknisi. Waktu 5 m enit.
Numerical Reasoning Test, mengukur kemampuan menganalisa generalisasi dan melihat hubungan Untuk teknisi, supervisory, dan posisi, eksekutif. Waktu 5 menit.
Verbal Reasoning Test, mengukur kemampuan untuk menganalisa informasi dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi itu. Berharga untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan untuk mengatur, mengevaluasi dan menggunakan informasi, seperti pengambilan keputusan administratif, teknisi, supervitory, sains dan akuntansi. Waktu 5 menit.
Word Fluency Test, mengukur fleksibilitas dalam komunikasi dengan mensyaratkan orang yang dites menulis sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf tertentu. Untuk ekspresi oral atau tertulis, khususnya diperlukan oleh penjual, jurnalisis, perwakilan, penulis, resepsionis, sekretaris, dan eksekutif. Tidak dibutuhkan kunci penskoran. Waktu 5 menit.
Manual Speed and Accuracy Test, mengukur kemampuan membuat gerakan – gerakan jari – jari repetitif secara cepat dan akurat. Untuk clerical workers, operator mesin, teknisi dan tukang memperbaiki. Tidak diperlukan kunci penskoran. Waktu 5 menit.
Symbolic Reasoning Test, mengukur kemampuan untuk memanipulasi simbol abstrak secara mental dan membuat keputusan yang valid. Untuk mengevaluasi pekerja sains & teknologi tingkat tinggi, trouble shooter (tukang), programmer data, akuntasi, insinyur & personil ilmiah. Waktu 5 menit.

G. TES BAKAT KREATIFITAS (NON INTELEKTUAL)
Adanya tes bakat PMA maka kemudian berkembanglah tes bakat khusus misalnya GAT, DAT, FACT dan sebagainya. Macam-macam seri tes bakat tersebut dipandang termasuk sebagai tes Intelektual. Maka para ahli memikirkan tes bakat lainnya yang bersifat Non-Intelektual, misalnya Tes Bakat Musik, Tes Bakat Sastra, Tes Bakat Tari dan sebagainya. Macam-macam tes Bakat non-intelektual ini disebut tes bakat kreatif (Creative Talent Test).
Munculnya Tes Bakat Kreatif ini diawali dengan adanya Riset dan Pengukuran pada Kreatifitas Manusia. Berikut ini beberapa contoh tes bakat seni yang telah dikembangkan di USA, misalnya:
Seashore Measure Of Musical Talent (Tes bakat Musik dari Seashore)
Tes ini merupakan tes bakat seni pertama yang disusun. Tes ini diperuntukkan untuk anak tinkatan 4 sampai mahasiswa Perguruan Tinggi. Seashore mengukur 6 (Enam) macam aspek pendengaran dengan rekaman ponograf. Aspek-aspek pendengaran yang dimaksud ialah:
• Pitch Discrimination (Membedakan Tinggi rendahnya Nada)
• Intensity or Loudness Discrimination (intensitas atau diskriminasi kerasnya nada)
• Time Discrimination (Membedakan waktu lamanya bunyi nada)
• Discrimination of Timbre (Diskriminasi Jenis Bunyi)
• Judgement of Rhytem (Menentukan Ritme)
• Tonal Memory (Mengingat Pola Nada)
Jumlah nilai dari keenam aspek pendengaran diatas dipakai untuk membuat atau menggambarkan profil kemampuan bermain musik seseorang.
Wing Standardized Test of Musical Intelligence (Tes Standar bakat Musik dari Wing)
Tes ini diperuntukkan untuk anak berusia 8 tahun keatas. Tes ini mengukur tujuh macam aspek persepsi musik, yaitu:
• Chord Anallysis (Analisis Chor)
• Pitch Chage (Perubahan Tinggi Nada)
• Memory (ingatan Nada)
• Rhythmic Accent (Aksen Ritme)
• Harmony (Harmoni Nada)
• Intensity (Kerasnya Nada)
• Prashing (Pengucapan Nada)

Drake Musical Aptitude (Tes bakat musik dari Drake)
Tes ini mengukur dua aspek bakat musik yaitu ingatan dan ritme. Tes ini diperuntukkan bagi anak berusia 8 tahun keatas.

Aliferis Music Achievement Test (Tes Prestasi Musik dari Aliferis)
Tes ini digunakan untuk menyeleksi calon siswa sekolah musik. Unsur-unsur yang di tes adalah pembedaan melodi, harmoni, Ritme dan idiom Musik. Selain tes bakat seni musik adapula tes bakat seni grafis. Misalnya:
Ø Graves Design Judgement Test (Tes pilihan design dari Graves)
Tes ini diguanakan untuk mengukur kemampuan persepsi dan prinsip-prinsip tatanan seni yang mengenai:
1. Unity (Kesatuan)
2. Dominance (Dominasi)
3. Variety (Variasi)
4. Balance (Keseimbangan)
5. Simetry (Simetris)
6. Proportion (proporsi)
7. Rhythm (Ritme)
Ø Meier Art Judgment Test (Tes pilihan seni dari Meier)
Alat tes ini merupakan alat lain untuk mengukur Pilihan Estetik secara Global. Menurut Meier bahwa pilihan estetik adalah kunci kemampuan, sebagai pegangan terpercaya dan indeks signifikan dalam bakat seni dan jalan sukses kepada karier seni yang akan datang. Tes ini terdiri atas seratus pasang gambar hitam putih yang di presentasekan kepada testee secara sepasang-sepasang. Setiap pasang gambar sepintas terlihat sama. Gambar pertama merupakan Masterpiece sedang gambar kedua mendapat perubahan-perubahan dari gambar pertama. Disinilah testee diminta untuk menunjukkan mana gambar yang asli dengan melihat prefensi estetik dari tiap pasang gambar.
Ø Knauber Art Ability Test (Tes Kemampuan Seni dari Knauber)
Diperuntukkan untuk anak-anak tingkatan 7 sampai 16. Beberapa Contoh Tugas yang diberiakan dalam tes ini adalah:
1. Menggambar suatu design dari ingatan
2. Menggambarkan ingatan, gambar dari ruang terbatas
3. Menggambar suatu karakter stereotip, misalnya Santa Claus
4. Menyusun suatu komposisi spesifik dalam suatu ruang tertentu
5. Mencipatakan dan menyempurnakan desain-desain dari unsure
Ø Horn Aptitude Inventory (inventori Bakat Seni dari Horn)
Tes ini digunakan untuk menyeleksi calon siswa Sekolah Seni terutama dalam mengukur kekreatifan individu yang menggunakan fleksibelitas atau suatu kerangka (petunjuk/guide) untuk menggambar. Tes Horn terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Bagian I; Para testee diminta membuat 20 macam sketsa kecil-kecil dari objek-objek yang serupa, misalnya lingkaran, rumah, bukau dan sebagainya dalam waktu singkat. Selain itu testee juga dimainta untuk membuat desain abstrak yang sederhana yang diawali satu set bahan yang telah disediakan misalnya segitiga, persegi dan sebagainya.
2. Bagian II; berisi tugas-tugas yang lebih sulit dan memerlukan tingkat kreatifitas yang lebih kompleks misalnya kemampuan menciptakan fantasi karya seni. Materi tugasnya berupa 12 kartu persegi. Pada setiap kartu berisi beberapa garis sebagai kerangka apa yang dapat digambarkan dari penggambaran desain yang diciptakan atau diimajinasikan oleh Testee.
Penilaian terhadap hasil gambar berdasarkan kepada imajinasi kretif dan kualitas tekniknya, misalnya susunannya, kejelasan pemikirannya, pemberian bayangannya dan kualitas garis-garis yang terbentuk.

Keterbatasan Tes Bakat
Tes bakat memiliki keterbatasan sebagai berikut, yaitu
1. Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang ditunjukkan atau sampel butir tes.
2. Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standardisasi. Dengan demikian perkembangan budaya dan kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes.
3. Realibilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu, hal ini berarti testing lebih satu kali pada individu tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis.
4. Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologi seseorang secara komprehensif. Untuk tujuan diagnosis dan prediksi, akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek untuk secara komprehensif.


PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun jenis – jenis dari Tes BAKAT, yaitu :
A. DIFFERENTIAL APTITUDE TEST (DAT)
1. Tes Berhitung
2. Tes Penalaran
3. Tes Pola
4. Tes Pengertian Mekanik
5. Tes Cepat dan Teliti
B. GENERAL APTITUDE TEST BATTERY (GATB)
1. Tes Ruang Bidang
2. Tes Mempersamakan Perkakas
3. Tes Kecekatan Jemari
C. FLANAGAN APTITUDE CLASSIFICATION TEST (FACT)
1. Tes Kode dan Ingatan
2. Tes Merakit Objek
3. Tes Skala dan Grafis
4. Tes Pemahaman
5. Tes Mengutip
6. Tes Komponen
7. Tes Tabel
8. Tes Ungkapan
D. TES KREAPLIN
E. TES PAULI
F. EMPLOYEE APTITUDE SURVEY TEST (EAS)
G. TES BAKAT KREATIVITAS

DAFTAR PUSTAKA
http : jonosbrothers.wordpress.com
Alsa, Asmadi, dkk. 1984. Informasi Tes. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UNM
Anastasi. A. 2003. Psychological Testing. Jilid I dan II. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Indek Gramedia Grafindo
Eva M.P.D. 2005. Catatan Kuliah Psikodignostik I. UNM. Makassar : Tidak diterbitkan.
Suryabrata, S. 1998. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Edisi II.Yogyakarta : UGM

Komentar
  1. Tooru Fujita berkata:

    tolong sertakan referensi jurnal/buku asli-nya di daftar pustaka boleh? akan sangat membantu, terima kasih 🙂

Komentar anda ??